Skinpress Rss

Minggu, 02 Februari 2020

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 ANALISIS KUALITATIF UNSUR - UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN

6


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I



                                              NAMA             : RESA OVELIA HAMSAR
                                              NIM                 :A1C118034


DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020








Untuk prosedur pengerjaan dapat dilihat pada link berikut: https://resaovelia.blogspot.com/2020/01/jurnal-analisa-kualitatif-unsur-unsur.html?m=1
VII. Data Pengamatan
       7.1 Analisis unsur
            7.1.1 Karbon dan Hidrogen
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1
Sebanyak 1 gram CuO kering dipanaskan
Tidak terjadi perubahan apapun dan terlihat kering
2
Ditambahkan gula
CuO bercampur dengan gula dan meleleh
3
Dialirkan pipa ml (Ca(OH)2) dan dipanaskan
Timbul uap dan gas
  7.1.2 Halogen
           7.1.2.1 Tes Beilsten
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1
Dipanaskan kawat tembaga hingga berwarna kemerah-merahan kemudian didinginkan sebentar. Lalu ditetesi dengan CCl4 dan dipijarkan pada bunsen. Diamati warna nyala yang terjadi
Warna nyala yang dihasilkan ungu kemerah merahan.

           7.1.2.2 Tes CaO
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1
Panaskan CaO (kulit telur) pada suhu tinggi (70℃)
Timbul bau yang menyengat
2
Saat masih panas ditambahkan 2 tetes n-heksanon
Timbul bau yang sangat menyengat
3
Setelah dibiarkan dingin, dididihkan 5ml air suling
Larutan menjadi keruh
4
Dituang kedalam gelas kimia dan larutkan dalam HNO3 encer
Timbul gelembung dan larutan jernih

7.1.3 Metode Leburan dengan Natrium
7.1.3.1 Belerang
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1
Diasamkan larutan L(putih telur) dengan asam pekat (HCl) dan didihkan. Diperiksa gas yang dihasilkan melalui kertas saring yang ditetesi dengan Pb Asetat 10%
Larutan berwarna bening kemudian saat dipanaskan larutan naik menuju kertas saring. Terdapat lapisan seperti minyak.
2
Larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
Larutan jernih dan terdapat gumpalan putih


7.1.3.2 Nitrogen
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1
3 ml larutan L ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4 . Ditambahkan 1 tetes larutan FeCl2. . Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%.Ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10%, lalu di didihkan. Diasamkan dengan asam sulfat encer
Larutan yang awalnya berwarna hitam berubah menjadi kuning bening dan terdapat endapan biru pada bagian bawah

7.1.3.3 Halogen
No
Prosedur
Hasil Pengamatan
1
Ditambahkan larutan L (putih telur) denga HCl diasamkan dengan HNO3 encer, dididihkan. Untuk menghilangkan HCN atau H2S + AgNO3 encer lalu dididihkan
Terdapat endapan hitam kecoklatan yang cukup banyak.

7.2 Penentuan Kelas Kelarutan
      7.2.1 Kelarutan dalam Air
No
Bahan
Hasil Pengamatan
1
Gula
Larutan menjadi jernih
2
Tepung
Larutan menjadi keruh
3
Minyak
Larutan menjadi jernih
4
Putih telur
Larutan menjadi keruh

     7.2.2 Kelarutan dalam Eter
No
Bahan
Hasil Pengamatan
1
Gula
Larutan menjadi jernih
2
Tepung
-
3
Minyak
Latuan menjadi bening
4
Putih telur
-

7.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
No
Bahan
Hasil Pengamatan
1
Gula
-
2
Tepung
Larutan menjadi keruh dan terdapat endapan
3
Minyak
-
4
Putih telur
Larutan menjadi bening dan timbul warna merah muda keunguan

7.2.4 Kelarutan dalam NaCHO3
No
Bahan
Hasil Pengamatan
1
Gula
-
2
Tepung
Larutan menjadi keruh, terdapat endapan dan timbulnya gelembung
3
Minyak
-
4
Putih telur
Larutan bening dan terdapat busa

7.2.5 Kelarutan dalam HCl
No
Bahan
Hasil Pengamatan
1
Gula

2
Tepung
Larutan menjadi keruh
3
Minyak

4
Putih telur
Larutan menjadi keruh dan terdapat endapan

7.2.6 Kelarutan dalam H2SO4
No
Bahan
Hasil Pengamatan
1
Gula
-
2
Tepung
Larutan menjadi hitam dan terdapat endapan berwarna putih.
3
Minyak
-
4
Putih telur
Larutan menjadi keruh

7.2.7 Kelarutan dalam H3PO4
No
Bahan
Hasil Pengamatan
1
Gula
Larutan jernih
2
Tepung
Larutan jernih
3
Minyak
-
4
Putih telur
Larutan jernih dan terdapat busa


VIII. Pembahasan
            Pada percobaan ini praktikan melakukan analisis kualitatif unsur - unsur zat organik dan penentuan kelas kelarutan. Analisis kualitatif merupakan pengidentifikasian unsur yang belum diketahui dan terkandung didalam sampel atau analit yang sedang diuji. Sedangkan untuk penentuan kelas adalah kemampuan zat terlarut untuk dapat larut dalam suatu larutan. Identifikasi kandungan unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat memaparkan peran suatu unsur dalam senyawa yang ia susun. Beberapa percobaan akan dijelaskan sebagai berikut:
8.1  Analisa unsur
       8.1.1 Karbon dan Hidrogen
                Senyawa organik tersusun oleh dua komponen utama yaitu C dan H. Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur karbon dan hidrogen dalam gula. Pertama, CuO dipanaskan diatas bunsen hingga mengering. Lalu ditambahkan gula, CuO bercampur dengan gula dan meleleh. Kemudian dirangkai alat pengalir gas sedemikian rupa pada bagian tabugn reaksi diisi dengan campuran gula dan CuO, dan dimasukkan larutan Ca(OH)2  kedalam gelas kimia di bagian ujung rangkaian alat. Setelah itu tabung reaksi tersebut dipanaskan dan timbul uap beserta gas. Uap yang terjadi menandakan adanya kandungan Hidrogen dalam campuran tersebut. Gelembung menandakan adanya gas CO2 didalamnya. Yang mana gas CO2 yang terbentuk ini akan bereaksi dengan Ca(OH)2  dan membentuk endapan CaCO3 dengan reaksi sebagai berikut:
C12H22O11 + 24CuO    12CO2 + 11H2O + 24Cu
CO2 + Ca(OH)2    CaCO3 + H2O
Setelah dilakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa gula merupakan senyawa organik karena mengandung unsur C dan O.
8.1.2 Halogen
Pada percobaan ini ada dua macam tes yang dilakukan yaitu tes beilstein dan tes CaO.
8.1.2.1 Tes Beilstein
            Pada percobaan ini kami menggunakan kawat tembaga sebagai bahan yang digunakan dalam uji nyala warna. Kawat tembaga yang dipotong dipanaskan diatas bunsen hingga berwarna kemerahan. Lalu kawat tersebut didinginkan, setelah didinginkan kawat tembaga tersebut diteteskan dengan CCl4 sebanyak 2 tetes. Kemudian dibakar kembali diatas bunsen, warna nyala yang dihasilkan yaitu ungu kemerah-merahan.
8.1.2.2 Tes CaO
            Untuk percobaan ini CaO yang kami gunakan diganti dengan cangkang telur karena bahan tidak tersedia dilaboratorium. Pertama-tama kulit telur yang diletakkan di dalam tabung reaksi di panaskan dengan suhu yang tinggi, suhu yang digunakan adalah 70℃, setelah pemanasan tumbul bau yang menyengat dari cangkang telur. Saat masih panas ditambahkan 2 tetes n-heksanon kedalam tabung reaksi yang berisi CaO (cangkang telur). Setelah itu didihkan lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang ke dalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer. Hasil yang diperoleh yaitu timbul gelembung dan larutan jernih.
  8.1.3 Metode leburan dengan natrium
              8.1.3.1 Belerang
                          Pada percobaan ini larutan L yang kami gunakan adalah putih telur. Diasamkan larutan L(putih telur) dengan asam pekat (HCl) dan didihkan. Diperiksa gas yang dihasilkan melalui kertas saring yang ditetesi dengan Pb Asetat 10%. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan larutan berwarna bening kemudian saat dipanaskan larutan naik menuju kertas saring dan terdapat lapisan seperti minyak. Kemudian larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida dan menghasilkan arutan jernih dan terdapat gumpalan putih.
 8.1.3.2 Nitrogen
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kandungan nitrogen yang terkandung dalam larutan L (putih telur). 3 ml larutan L (putih telur) ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4 . Ditambahkan 1 tetes larutan FeCl2. . Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%. Kemudian ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10%, lalu di didihkan. Setelah itu diasamkan dengan asam sulfat encer. Hasilnya larutan yang awalnya berwarna hitam berubah menjadi kuning bening dan terdapat endapan biru pada bagian bawah.
8.1.3.3 Halogen
 Dalam percobaan ini itambahkan larutan L (putih telur) denga HCl diasamkan dengan HNO3 encer, dididihkan. Untuk menghilangkan HCN atau H2S + AgNO3 encer lalu dididihkan . Hasilnya terdapat endapan hitam kecoklatan yang cukup banyak.
8.1.4 Penentuan Kelas Kelarutan
            Untuk percobaan penentuan kelas kelarutan ada empat macam bahan yang akan diuji yaitu gula, tepung, minyak dan putih telur.
         8.1.4.1 Kelarutan dalam Air
Pada percobaan kelarutan dalam air, bila hasil yang didapatkan jernih maka larutan bernilai positif dan bila hasil yang didapatkan keruh maka larutan bernilai negatif. Untuk larutan gula dan minyak setelah dicampurkan dengan air hasilnya larutan tetap jernih. Hal ini menandakan bahwa untuk minyak dan gula bernilai positif. Untuk larutan tepung dan putih telur setelah dicampurkan dengan air hasilnya larutan menjadi keruh. Hal ini menandakan bahwa untuk tepung dan putih telur bernilai negatif.
8.1.4.2 Kelarutan dalam Benzene
Pada percobaan dengan menggunakan gula yang dicampurkan dengan eter, hasilnya menjadi jernih. Untuk tepung yang dicampurkan dengan dengan eter, larutan menjadi keruh. Kemudian pada minyak yang dicampurkan dengan eter, larutan tetap jernih. Terakhir, untuk putih telur yang dicampurkan dengan ater larutan menjadi keruh.
8.2.3 Kelarutan dalam NaOH
         Sama dengan dua percobaan yang sebelumnya, bahan yang digunakan yaitu tepung, dan putih telur. Untuk tepung, ketika dicampurkan dengan NaOH larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan.Kemudian untuk  putih telur yang dicampurkan dengan NaOH, larutan menjadi bening dan timbul warna merah muda.
8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3
            Dalam kelarutan NaHCO3 dilakukan uji untuk tepung dan putih telur. Untuk tepung, setelah dicampurkan dengan NaHCO3. Untuk tepung yang dicampurkan dengan Larutan menjadi keruh, terdapat endapan dan timbulnya gelembung. Kemudian untuk putih telur, hasilnya larutan bening dan terdapat busa.
8.2.5 Kelarutan dalam HCl
            Untuk kelarutan dalam HCl, tepung yang dicampurkan dengan HCl hasilnya menjadi keruh. Kemudian untuk putih telur, setelah dicampurkan dengan HCl larutan menjadi keruh dan terdapat endapan.
8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Dalam kelarutan H2SO4 dilakukan uji untuk tepung dan putih telur. Untuk tepung, setelah dicampurkan dengan H2SO4. Untuk tepung yang dicampurkan dengan larutan menjadi hitam dan terdapat endapan berwarna putih.. Kemudian untuk putih telur, hasilnya larutan menjadi keruh.
8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Dalam kelarutan H3PO4dilakukan uji untuk tepung dan putih telur. Untuk tepung, setelah dicampurkan dengan H3PO4. Untuk tepung yang dicampurkan dengan larutan menjadi jernih. Kemudian untuk putih telur, hasilnya larutan menjadi jernih juga. Begitu pula dengan gula, larutan menjadi jernih.

IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Mengapa ketika putih telur dicampurkan dengan NaOH warna larutan berubah menjadi pink keunguan?
       2.Apa yang menyebabkan perubahan warna menjadi hitam untuk campuran pada tepung dan H2SO4?
       3.Mengapa muncul lapisan minyak pada tes belerang?
X. Kesimpulan
Setelah dilakukannya percobaan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1.       Analisis kualitatif merupakan pengidentifikasian unsur yang belum diketahui dan terkandung didalam sampel atau analit yang sedang diuji. Yang dapat dilakukan untuk analisis yaitu pemisahan, pengendapan, uji nyala dan lain-lain.
2.      Pada percobaan untuk analisa kandungan karbon dan hidrogen dalam sampel yaitu menggunakan campuran CuO dan gula yang dipanaskan. Untuk analisa kandungan Belerang, Nitrogen dan Halogen digunakan larutan L yang kemudian akan diuji keberadaannya terdapat atau tidak belerang dalam larutan L tersebut.
3.       Mengidentifikasi larutan unknown (yang tidak diketahui) yang bisa dilakukan pada percobaan ini seperti pada tes Belerang, Halogen dan Nitrogen. Larutan L yang digunakan adalah putih telur.

XI. Manfaat
Setelah dilakukannya analisis, praktikan dapat memahami bagaimana cara untuk mengidentifikasi kandungan yang tidak diketahui didalam suatu sampel. Kemudian karena telah melakukan penentuan kelas, praktikan dapat memperkirakan kemampuan zat-zat tertentu untuk larut dalam pelarutnya.

XII. Lampiran Gambar








Untuk video praktikum dapat dilihat di link berikut: https://youtu.be/E5MGzrYkZmU 
Daftar Pustaka
Pudjaatmaka, Handayana. 1982. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga.
Syamsurizal. 2019. Analisis Kualitatif Senyawa organik. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/. Diakses pada 20 Januari 2020 pukul 22.00.
Day, R A, dan Underwood, A L.2002. Analsis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta.
Takeuchi Yoshito. 2009. Analisis Unsur. www.chem-is-try.org.
Setiono, L., dan Pudjaatmaka, A. H. (1985). Buku
Teks Analisis Anorganik kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi V. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

6 komentar:

Posting Komentar