Skinpress Rss

Minggu, 24 September 2023

Topik 1 Perjalanan Pendidikan Nasional - Filosofi Pendidikan Indonesia

0


 

        Sebagai seseorang yang bergerak di dunia pendidikan, maka Ki Hadjar Dewantara merupakan nama yang sudah tidak asing lagi untuk di dengarKi Hadjar Dewantara merupakan sosok penting dalam sejarah kemerdekaan dan pendidikan di Indonesia. Beliau menjadi panutan bagi para guru di Indonesia atas jasa-jasanya di bidang pendidikan. Ki Hadjar Dewantara menjadi penggerak di dunia pendidikan Indonesia melalui pendirian sekolah Taman Siswa, yang menjadi sarana untuk memerdekakan peserta didik dari ideologi pemerintahan koloniel agar dapat mencapai kemerdekaan dalam belajar dan dapat menjadi penerus bangsa yang mandiri serta sadar akan kemerdekaan.

Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak Indonesia belum merdeka namun para Bumiputera atau Pribumi yang dapat mengenyam pendidikan hanyalah yang berasal dari kalangan sosial tertentu dan tujuan pembelajaran yang hanya akan menghasilkan sumber daya pendukung bagi pemerintahan kolonial. Ki Hadjar Dewantara menjadi salah satu orang yang mencoba melepaskan belenggu pemerintahan kolonial di sistem pendidikan Indonesia. Berdirinya Taman Siswa menjadi awal dari kemerdekaan dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, jasa Ki Hadjar Dewantara tidak pernah putus dalam mengiringi perkembangan pendidikan di Indonesia. Termasuk pada semboyan beliau “Ing ngarso sung tuladha (di muka memberi contoh), Ing madya mangun karsa (di tengah membangun cita-cita), Tut wuri handayani (mengikuti dan mendukungnya). Berfokus pada kalimat terakhir semboyan tersebut, merupakan semboyan resmi yang digunakan hingga saat ini dan merupakan bentuk implementasi dari gagasan beliau.

Pemerintah Indonesia mulai memberikan perhatian besar kepada bidang pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan. Indonesia mulai untuk mengembangkan kurikulum dan sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan nasional. Salah satu bentuk nyatanya adalah penerapan kurikulum merdeka yang berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu “Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung kepada orang lain”. Dimana kurikulum merdeka ini memberikan kebebasan kepada peserta didik dan guru untuk dapat memilih seperti apa proses pembelajaran yang diinginkan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.

Sebelumnya, saya berpikir bahwa kebebasan dan kemerdekaan dalam pembelajaran hanyalah diberikan kepada guru karena guru dapat memilih metode dan bahan ajar seperti apa yang ingin digunakan dalam kegiatan pembelajaran namun setelah mendapatkan pengetahuan mengenai materi perjalanan pendidikan nasional terlebih dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara saya menyadari bahwa peserta didik juga mempunyai hak untuk merasakan kebebasan dan kemerdekaan atas kegiatan pembelajaran. Terlebih dengan diterapkannya kurikulum merdeka saat ini, dimana peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih materi yang mereka minati.

Banyak pandangan baru yang saya dapatkan atas pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai seorang pendidik. Profesi yang akan saya jalani bukanlah hanya sekedar men-transfer ilmu kepada para peserta didik namun juga menjadi seorang panutan dan menuntun mereka agar mereka mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Hal-hal kecil yang dapat saya mulai terapkan di kelas saya yaitu dengan menanamkan nilai karakter budi pekerti secara berkelanjutan yaitu karakter untuk dapat mencintai budaya sendiri, saling bekerjasama tanpa memandang status sosial, dan disiplin dalam belajar. Pemberian motivasi juga sangat penting agar dapat menjaga antusiasme peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Membudayakan budaya Indonesia melalui kegiatan P5 dalam rangka mewujudkan profil pelajar pancasila sesuai dengan kurikulum merdeka, dapat dilakukan dengan pemberdayaan pekan seni maupun kegiatan karya ilmiah untuk mendukung minat peserta didik pada bidang tersebut. 

Selanjutnya, dalam usaha mengamalkan semboyan "Tut wuri handayani" maka saya sebagai pendidik harus mengubah cara pandang saya kepada para peserta didik. Dimana saya sebagai seorang guru sekaligus pendidik sudah sewajarnya untuk "menuntun" para peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan membebaskan mereka untuk dapat memilih gaya belajar seperti apa yang cocok untuk mereka gunakan selama kegiatan pembelajaran tanpa terbelenggu oleh arahan atau instruksi terikat oleh saya sebagai seorang guru.