Pages

Pages - Menu

Selasa, 17 Maret 2020

Jurnal Reaksi-Reaksi Aldehida dan Keton


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I




NAMA             : RESA OVELIA HAMSAR
NIM                 : A1C118034

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020










Percobaan 5

I.    Judul                   : Reaksi-Reaksi Aldehid dan Keton
II.  Hari/ Tanggal      : Rabu, 18 Maret 2020
III. Tujuan                 : Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1.                  Dapat memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil
2.                  Dapat memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
3.                  Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton
IV. Landasan Teori
Pada aldehid dan keton sama-sama memiliki gugus karbonil berupa C=O yang menyebabkan aldehid dan keton mempunyai reaksi dan sfiat karbonil yang sama. Pada umumnya reaksi akan berjalan lebih cepat pada aldehid dari pada keton dengan menggunakan reagen yang sama. PEnyebabnya adalah atom karbonil pada aldehid kurang terleindung dari pada keton.
Aldehid dapat dengan mudah untuk mengalami oksidasi dari pada keton yang akan menghasilkan asam karboksilat. Keton tidak dapat mengalami oksidasi karena saat oksidasi terjadi pemutusan ikatan pada karbon-karbon dan menjadi dua asam karboksilat dengan jumlah aton karbon yang lebih sedikit dari pada jumlah pada keton awalnya (Tim Kimia Organik I, 2016).
Ketika mempelajari reaksi-reaksi pada senyawa karbonik terkhusus pada keton dan aldehid ada prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan yaitu kedua senyawa ini memiliki molekul yang polar yang disebabkan oleh gugus karbonil nya dan mengakibatkan adanya momen dipol pada ikata rangkap antara atom karbon dan oksigen. Karena adanya momen dipol pada sekitar gugus karbonil mengakibatkan keton dan aldehid memiliki titik didih yang lebih tinggi  bila dibandingkan dengan alkena yang memiliki berat molekul sama (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/)
Untuk memisahkan antara senyawa yang tergolong kedalam  aldehid dan keton dapat diidentifikasi melalui uji tollens atau dengan menggunakan uji fehling. Prinsip dari identifikasi ini adalah kemampuan dari kedua senyawa tersebut dalam mengalami oksidasi. Karena sifat aldehid yang lebih mudah mengalami oksidasi bila dibandingkan dengan keton. Oksidasi dari aldehid akan menghasilkan senyawa asam dengan jumlah atom karbon yang sama  seperti awal (Hart, 1990).
Menurut Fessenden (1992) walaupun memiliki karakteristik yang hamper sama, ada beberapa perbedaan dari keton dan aldehid yaitu:
1.      Kemampuan untuk mengalami oksidasi, aldehid lebih mudah untuk mengalami oksidasi bila dibandingkan dengan keton.
2.      Kereaktifan, bila direaksikan dengan reagen atau pereaksi yang sama maka aldehid akan lebih cepat untuk bereaksi dibandingkan keton.
3.      Bila aldehid teroksidasi maka hasilnya adalah asam karboksilat yang memiliki jumlah atom C yang sama dengan awalnya tetapi pada keton jumlahnya tidak sama.
Atom yang menempel pada gugus karbonil juga menjadi tanda yang dapat membedakan antara keton dan aldehil. Bila atom yang terikat pada gugus karbonil keduanya adalah karbon maka dapat dipastikan bahwa senyawa tersebut adalah keton. Dan jika salah satu atom yang terikat adalah hidrogen maka dapat dipastikan bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa yang tergolong aldehid (Achmadi, 1989).
V. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Tabung reaksi
Aquades
Pipet tetes
Pereaksi Tollens
Penangas air
NaOH 5%
Erlenmeyer
Amonium Hidroksida 2%
Batang Pengaduk
Benzaldehid
Gelas Piala
Aseton
Corong Buchner
Sikloheksanon
Alat Refluks
Formalin
Corong hirsch
Pereaksi benedict

Garam Rochele

n-heptanaldehid

NaHSO3

Air Es

Etanol

HCl pekat

Fenil Hidrazin

Metanol

Hidrosilamin HCl

Natrium Asetat

Larutan Iodium Iodida

Isopropanol

2-pentanon dan 3-pentanon

NaOH 1%

VI. Prosedur Kerja
6.1 Uji Cermin Kaca, Tollens
6.2 Uji Fehling dan Benedict

 6.3 Adisi Bisulfit


 6.4 Pengujian dengan fenilhidrazin


 6.5 Pembuatan Oksim
 6.6 Reaksi Haloform
 6.7 Kondensasi aldol


Untuk video percobaan keton dapat dilihat pada link berikut:
Pertanyaan :
1. Apa yang menyebabkan fehling tidak bercampur dengan formalin?
2. Apa yang dapat menjadi pertanda bahwa adanya keton dalam video tersebut?
3. Apa fungsi pemanasan pada uji tollens?

6 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
    Nama saya Valen Dwi Putri,
    Nim : A1C118050. Saya akan mencoba menjawab soal nomer 3. Apa fungsi dari pemanasan pada saat uji tollens? Menurut saya Fungsi pemanasan pada uji tollens tersebut yaitu menguji kembali apakah reaksi akan terbentuk. Fungsi lain pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi-reaksi yang ditimbulkan pada uji tollens yaitu terbentuknya cermin perak pada senyawa yang digunakan berarti terkandung aldehid dan keton,terimakasih.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum perkenalkan saya RAHMADANSAH Nim A1C118066, ingin membantu menjawab permasalahan nomor 1, yang menyebabkan fehling tidak bercampur dengan formalin dikarenakan oleh larutan fehling hanya dapat bereaksi dengan Fruktosa, Glukosa dan Galaktosa, sedangkan formaldehid bukan bagian dari itu tetapi formaldehid bersifat asam.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakkatuh perkenalkan nama saya Septia misca dalvanny dengan Nim A1C118005 akan menjawab soal nomor 2 Yang menandakan adanya senyawa keton dalam reaksi fehling tersebut adalah. Bahwa keton tidak dapat bereaksi dengan fehling A atau fehling B sehingga ketika dipanaskan tidak terjadi apa apa baik perubahan warna dan endapan karena uji fehling Berfungsi sebagai oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehid.terimaksih

    BalasHapus