Skinpress Rss

Senin, 02 Maret 2020

Laporan Pemurnian Zat

4


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I







NAMA             : RESA OVELIA HAMSAR
NIM                 : A1C118034



DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020




Untuk prosedur percobaan dapat dilihat pada link berikut:

VII. Data Pengamatan
7.1 Rekristalisasi
No
Perlakuan
Hasil
1
Dimasukkan dan dipanaskan air suling 50 ml didalam gelas kimia
Terbentuk gelembung-gelembung.
2
Dimasukkan 0,5 gram asam benzoat yang tercemar (asam benzoate+glukosa+arang) dilarutkan dengan air panas
Larutan menjadi hitam
3
Disaring campuran menggunakan kertas saring
Warna larutan menjadi jernih
4
Dijenuhkan larutan dengan memasukkan larutan yang berada didalam gelas kimia dalam air es
Terbentuk kristal putih nan mengkilap
5
Diuji titik leleh dan dibandingkan dengan handbook
100,3

7.2 Sublimasi
No
Perlakuan
Hasil
1
Dalam cawan penguap berisi 2 gram naftalen tercemar yang telah ditutupi kertas saring yang dilubangi kecil-kecil dan dilengkapi corong yang telah disumbat , dipanaskan kurang lebih 4 menit
Didalam corong terdapat kristal-kristal
2
Diuji titik lelehnya dengan mengumpulkan Kristal dan dimasukkan kedalam pipa kapiler dan diuji titik lelehnya
Suhu awal meleleh 82
dan suhu meleleh seluruhnya 85

VIII. Pembahasan
Dalam proses memurnikan zat padat dari pengotornya kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu zat yang akan dimurnikan. Dari pengidentiifikasian ini kita dapat mengetahui sifat-sifat dari zat tersebut dan mempermudah dalam proses pengerjaan selanjutnya. Pemilihan teknik untuk memurnikan zat juga dapat bergantung pada hasil dari identifikasi zat tersebut, sehingga saling berhubungan. Setelah dilakukannya pemurnian, kita dapat melakukan pengecekan kemurnian zat tersebut dengan menggunakan MPA.
8.1 Rekristalisasi
Salah satu cara dalam memurnikan zat padat adalah dengan cara rekristalisasi. Teknik ini menggunakan prinsip kelarutan suatu zat. Yang mana sampel yang akan diuji memiliki kelarutan yang berbeda dengan pengotornya. Zat yang akan dimurnikan pada percobaan ini adalah rekristalisasi. Pertama-tama dimasukkan dan dipanaskan air suling 50 ml didalam gelas kimia dan timbul gelembung-gelembung. Kemudian, dimasukkan 0,5 gram asam benzoat yang tercemar (asam benzoate+glukosa+arang) dan dilarutkan dengan air panas hasilnya larutan menjadi hitam. Penggunaan arang disini berfungsi sebagai katalisator reaksi dari pemisahan asam benzoat terhadap pengotornya yakni glukosa.
Lalu campuran ini disaring menggunakan kertas saring yang menyebabkan larutan menjadi jernih kembali. Yang menyebabkan larutan menjadi berwarna hitam disini adalah penambahan arang pada campuran. Setelah itu dijenuhkan larutan dengan memasukkan larutan yang berada didalam gelas kimia dalam air es dan terbentuk kristal putih nan mengkilap. Terbentuknya kristal ini menandakan adanya hubungan antara kelarutan dan suhu yang mana pada saat pemanasan terjadi peningkatan suhu jadi jumlah zat yang larut pun menjadi lebih banyak. Sementara saat penambahan air es suhu akan turun kembali dan terjadi proses pendinginan yang menyebabkan jumlah zat yang dapat larut pun lebih sedikit dan akan membentuk kristal.
Kemudian dimasukkan Kristal tersebut kedalam pipa kapiler untuk diuji titik lelehnya menggunakan MPA. Setelah diuji titik leleh yang didapatkan yaitu sebesar 100,3.
8.2 Sublimasi
Selain proses rekristalisasi, pemurnian juga dapat dilakukan dengan cara sublimasi. Prinsipnya adalah perubahan fasa zat dari padatan menuju uap yang terkondensasi tanpa melalui fasa cair. Pada proses ini zat padat yang akan dimurnikan adalah naftalen. Permunian dapat dilakukan dengan prinsip perbedaan kemampuan suatu zat untuk menyublim
Pertama-tama dalam cawan penguap berisi 2 gram naftalen tercemar yang telah ditutupi kertas saring yang dilubangi kecil-kecil dan dilengkapi corong yang telah disumbat , dipanaskan kurang lebih 4 menit hasilnya terbentuk kristal-kristal pada corong. Kemudian diambil kristal-kristal tersebut dan dimasukkan kedalam pipa kapiler dan diuji titik lelehnya. Didapatkan Suhu awal meleleh 82 dan suhu meleleh seluruhnya 85.
IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
1.      Apa yang menyebabkan ketidak sesuaian titik leleh asam benzoat yang didapat dengan yang berada pada handbook?
2.      Bagaimana proses terbentuknya Kristal?
3.      Mengapa zat pengotor yang digunakan untuk kedua percobaan berbeda?
X. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan:
1.      Kristalisasi merupakan metode pemurnian zat padat berdasarkan prinsip kelarutan suatu zat.
2.      Pada percobaan ini, penjernihan warna larutan dilakukan dengan penambahan arang sebagai absorban.
3.      Sublimasi merupakan perubahan fasa zat dari padatan menuju uap yang terkondensasi tanpa melalui fasa cair.
XI. Manfaat
Setelah dilakukan praktikum ini diharapkan praktikan dapat memahami prinsip pemurnian zat padat melalui dua metode. Metode kristalisasi dan sublumasi.
XII. Daftar Pustaka
Hisyam, Zaini. 2011. Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD: Yogyakarta
Oxtoby, David W. dkk, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Ed. Ke4. Jilid. 1, Jakarta: Erlangga, 2001.
Pinalia, A., 2011, Penentuan Metode Rekristalisasi Yang Tepat Untuk Meningkatkan Kemurnian Kristal Amonium Perklorat (AP), Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara, Vol. 6 No. 2.
Syamsurizal. 2019. Pemurnian Zat Padat Organik. Dikutip 8 Maret 2019 dari Syamsurizal Kimia Organik:  http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/.
Tim Kimia Organik. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi.

XII. Lampiran Gambar
Pembentukan kristal saat pemanasan

Hasil kristal yang terbentuk

Pengujian titik leleh naftalen

Proses perangkaian alat

Proses pengeluaran kristal dari corong




Untuk video percobaan dapat dilihat pada link berikut:
https://youtu.be/ECzyeEXqG1Y

4 komentar:

  • 3 Maret 2020 pukul 19.35

    hai resa...
    perkenalkan saya suryani br nababan nim A1C118093 ingin mencoba menjawab permasalahan no 1 dimana yang menyebabkan ketidak sesuaian titik leleh asam benzoat yang didapat dengan yang berada pada handbook dapat terjadi dikarenakan kesalahan praktikan dalam tehnik yang dilakukan pada saat praktikum, dapat juga terjadi karna faktor lingkungan,alat dan bahan yang digunakan sehingga titik leleh yang di butuhkan asam benzoat pada saat praktikum tidak sesuai dengan literatur ataupun hand book.semoga membantu, terimakasih

  • 3 Maret 2020 pukul 20.10

    Perkenalkan saya Marta Febryza Manalu Rambe dengan NIM A1C118037 akan menjawab pertanyaan nomor 3. Perbedaan zat pengotor yang digunakan dalam kedua percobaan tersebut tidak memengaruhi apapun, hanya untuk memvariasikan zat pengotornya saja. Terimakasih

  • 3 Maret 2020 pukul 22.04

    Assalamualaikum,hallo Resa. Saya Cici Indah Septiana (A1C118069) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Proses terbentuknya kristal pada proses sublimasi pada saat naftalen dan zat pengotornya yaitu pasir dipanaskan dengan kertas saring yang dilubangi kecil-kecil yang menutupi cawan lalu dipanaskan diatas pemanas, sehingga naftalen akan dengan mudah menyublim dan membentuk kristal yang menempel pada corong. Hal ini disebabkan karena zat padat dalam proses sublimasi mengalami perubahan langsung tanpa menjadi fasa cair terlebih dahulu kemudian terkondensasi menjadi kristal kembali. Terima kasih

  • 28 Januari 2021 pukul 19.16

    Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^cc
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami... (k)
    di ajopk.com ^_~
    segera di add Whatshapp : +855969190856

Posting Komentar