Pages

Pages - Menu

Sabtu, 22 Februari 2020

Jurnal Pemurnian Zat Padat


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I



NAMA             : RESA OVELIA HAMSAR
          NIM                 : A1C118034


DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020





Percobaan 3

I.    Judul                   : Pemurnian Zat Padat
II.  Hari/ Tanggal      : Rabu,  26 Februari 2020
III. Tujuan                 : Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Dapat melakukan kristalisasi dengan baik.
2. Dapat memilih pelarut sesuai untuk rekristalisasi.
3. Dapat menjernihkan dan menghilangkan warna larutan.
4. Dapat memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi.

IV. Landasan Teori
Dalam pemurnian zat padat diperlukannya keahlian dan pendekatan khusus pada prosesnya. Pendekatan dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi sampel tersebut berdasarkan sifatnya. Pengetahuan yang baik mengenai sifat-sifat tersebut dapat menentukan berhasil tidaknya percobaan. Pengetahuan mengenai pelarut yang digunakan merupakan pengetahuan yang harus dimiliki seorang praktikan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pemurnian diantaranya : teknik kristalisasi, sublimasi dan khromatografi.
Momen terbentuknya komponen-komponen zat padat pada fasa yang homogen dapat disebut dengan kristalisasi. Kristalisasi bisa terlkakukan sebagai terbentuknya partikel solid dalam uap, layaknya pada pembentukan salju selaku pembekuan (Solidification) saat lelehan cair. Pada dasarnya kristalisasi terbentuk melewati beberapa tahapan seperti, nukleasi atau pembentukan inti kristal dan progres kristal. Ada beberapa faktor penggerak terjadinya laju nukleasi dan laju pembentukan kristal yaitu supersaturasi. Pada keadaan larutan jenuh ataupun tak jenih nukleasi dan pembentukan tidak bisa berlangsung (Pinalia,2011).
Menurut Zaini (2011) Dalam bidang kimia ada suatu kejadian dimana terbentuknya elemen-elemen solid didalam kondisi yang setimbang (fasa homogen) yang dapat disebut dengan kristalisasi. Hal ini dapat berlangsung sebagai pembentukan elemen solid dalam uap, dapat dicontohkan sebagai pembentukan salju pada pembekuan (solidification) pada lelehan cair. Pada dasarnya prinsip kristalisasi terdiri dari dua tahapan seperti pembentukan inti kristal (Nukleasi) dan pembentukan kristal. Untuk mendapatkan kristalisasi dapat dilakukan dua cara:
1.      Cara penguapan, menggunakan pemasan cairan.
2.      Cara pendinginan, berdasarkan perbedaan titik beku.
Pemurnian zat padat tidak hanya bisa dilakukan dengan kristalisasi tetapi dapat juga dengan sublimasi. Sublimasi dapat dilakukan berdasarkan prinsip perbedaan tingkat kelarutan adri zat pengotor. Ketika zat padat berada pada suhu ruang dan pada tingkat tekanan tertentu maka sampel tersebut akan melebur kemudian mendidih. Pengkristalan kembali bisa dikelompokkan berdasarkan sifat pembentuknya (Oxtoby, 2001).
Menurut Tim Kimia Organik I (2016) Umumnya pada proses pengkristalan kembali pelarut yang digunakan yatu pelarut cair karena bersifat tidak teaktif dan setelah digunakan untuk melarutkan sampel ketika diuapkan akan mudah untuk diperoleh kembali dan tidak mahal. Ada beberapa kriteria pelarut yang baik:
1.      Tidak bereaksi dengan sampel yang akan dikristalkan kembali.
2.      Sampel harus memiliki kelarutas terbatas (sebagian)
3.      Titik didih pelarut tidak lebih besar dari titik leleh sampel yang akan dikristalkan kembali.
V. Alat Dan Bahan
5.1. Alat
a.       Gelas kimia 100 ml.
b.       Pemanasan Bunsen.
c.       Corong Bruchner.
d.       Pengaduk.
e.       Cawan penguap.
f.        Kertas saring.
g.      Gelas wool atau kapas.
h.      Pipet tets.
i.        Kawat kasa.
j.        Kaki tiga.

5.2 Bahan.
a.       Air suling.
b.      Asam benzoat 0,5 gram.
c.       Naftalen.
d.      Es batu.

VI. Prosedur Kerja
6.1 Prosedur percobaan rekristalisasi.




6.2 Sublimasi

Untuk Video dapat dilihat pada link dibawah:
https://www.youtube.com/watch?v=c2dBmiMp2Nk
https://www.youtube.com/watch?v=5BS804vknnk




Pertanyaan:
1. Apa fungsi dari pencampuran tanah pada saat percobaan?
2. Mengapa pada saat pemanasan, gelas kimia yang digunakan harus ditutup?
3. Apa yang menyebabkan hanya kapur barus yang menguap?

4 komentar:

  1. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakkatuh. Perkenalkan nama saya septia misca Nim 005 saya akan menjawab permasalahan nomor 1 fungsi ditambahkan tanah adalah agar kapur Barus menjadi kotor sehingga nanti setelah di sublimasi kapur Barus berubah warna dan bentuknya yang awalnya putih kecoklatan menjadi putih susu (warna kapur Barus murni) dan bentuknya pun akan berubah menjadi meruncing setelah berpisah dari tanah intinya fungsi tanah tu untuk membantu kapur Barus mempermudah perubahan warna dan bentuknya. Sekin

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wr.wb. saya Hesti Nurmelis dengan NIM A1C118090 akan menjawab pertanyaan no 3. Hanya kapur barus yang menguap karena kapur barus ada naftalen yang merupankan senyawa aromatik yang mudah menyublim yaitu perubahan zat padat menjadi gas tanpa menjadi cair dan mengeluarkan bau yang khas. Terimakasih.

    BalasHapus
  3. assalamu'alaikum Wr.Wb. perkenalkan saya DARA KUMALASARI
    NIM : A1C118038 akan mencoba menjawab permasalahan no.2
    kenapa ditutup karena cawan porselen yang digunakan sebagai penutup diatasnya diberikan es batu yang berguna sebagai penyerap kalor/panas saat proses pemanasan.
    terimakasih

    BalasHapus
  4. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*com x-)
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup. ;-)

    BalasHapus