Skinpress Rss

Jumat, 24 Januari 2020

Jurnal Analisa Kualitatif Unsur-unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas

5


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I





                                                    NAMA   : RESA OVELIA HAMSAR
                                                    NIM        :A1C118034


DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020









PERCOBAAN 1
I.    Judul                   : Analisa Kualitatif Unsur-unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas
II.  Hari/ Tanggal : Rabu, 29 Januari 2020
III. Tujuan                : Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Dapat memahami prinsip dasar dalam analisa kualitatif          dalam   kimia            organik.     
2. Dapat memahami tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur
karbon, hydrogen, belerang, nitrogen, halogen, dalam suatu senyawa                  organik dan oenentuan kelas kelarutannya.
3. Dapat mencoba beberapa senyawa unknown untuk dianalisa.
IV. LANDASAN TEORI
Senyawa organik merupakan suatu golongan besar senyawa kimia yang molekulnya memuat karbon,,terkecuali untuk karbiad, karbonat, dan oksida karbon. Dalam penggolongannya hidrokarbon aromatik termasuk kedalam senyawa organik yang merupakan suatu senyawa yang setidaknya memiliki satu cincin benzene (Pudjaatmaka, 1982).
Analisis organik kualitatif merupakan studi yang berfokus pada pengidentifikasian senyawa organik yang belum diketahui. Yang dapat dipengaruhi oleh sifat dari sampel dan cara pengerjaan. Meliputi analisa unsur, pengelompokkan kelarutan, dan sifat fisis, pengelompokkan gugus fungsi melalui identifikasi sifat asalnya (Tim Kimia Organik I, 2016).
Zat-zat organik dan unsur-unsur penyusunnya mempunyai peran yang esensial untuk kelangsungan makhluk hidup yang mempengaruhi kereaktifannya. Oleh sebab itu identifikasi kandung unsur penyusun suatu senyawa organik dan penentuan kelarutan senyawa organik akan dapat memaparkan peran suatu unsur dalam senyawa yang ia susun. Selanjutnya, bila memahami unsur-unsur penyusun suatu senyawa kita akan dapat diramalkan rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut. Dapat pula memprediksi sifat fisis dari kelarutan suatu senyawa organik dalam pelarut. Kita juga dapat memprediksi tendensi dari senyawa untuk bereaksi dengan senyawa lainnya. Melalui teknik-teknik analsis yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif kita dapat mendesain percobaan untuk mendapatkan pengetahuan baru ataupun menguji teori yang telah ada. 
Pada Kimia Analisis terdapat dua bidang didalamnya yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Yang mana pengidentiifikasian zat-zat yang tidak diketahui dapat disebut dengan analisis kualitatif. Membahas mengenai suatu unsur atau senyawa yang terkandung didalam suatu analit yang sedang diteliti. Sedangkan analisis kuantitatif adalah pembahasan mengenai jumlah kandungan suatu zat yang terkandung didalam analit (Day dan Underwood, 2002).

Untuk analisis senyawa organik dapat dilakukan dengan cara : Menentukan massa dari sampel yang akan dibakar kemudian hasil pembakaran akan menghasilkan karbon dioksida (CO3) dan air (H2O)  yang akan ditangkap oleh absorben. Kemudian dilakukan penentuan untuk pertambahan dari massa absorben. Pertambahan massa ini dapat terjadi karena adanya CO2 dan H2O yang terserap (Yoshito, 2009).
Kelarutan, titik didih, titik leleh yang merupakan sifat fisis dari senyawa organik dapat dipengaruhi oleh struktur gugus fungsi dan berat molekulnya. Untuk gugus fungsi senyawa organik berperan penting dalam menentukan sifat reaksinya. Pada umumnya untuk titik didih senyawa organik yaitu rentang 30-400°C, sulit untuk larut dalam air, dan mudah untuk terlarut didalam pelarut organik, biasanya mengandung beberapa unsur seperti  C, H, O, N, S, dan P, halogen dan logam (Setiono, 1985).
V. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
5.1 Alat
1.      Cawan porselen
2.      Bunsen
3.      Tabung reaksi pyrex
4.      Sumbat
5.      Pengalir Gas
6.      Pipet Tetes
7.      Kaki Tiga
8.      Kawat Tembaga
9.      Tabung Reaksi Besar
10.  Tabung Reaksi Kecil
11.  Gelas Kimia 100 ml
5.2 Bahan
1.      Serbuk CuO                                11. Na-nitroprosidat
2.      Gula                                            12. FeSO4
3.      Ca(OH)2                                       13. KF
4.      Air Suling                                   14. NaOH
5.      Kawat Tembaga                          15. Asam Sulfat
6.      HNO3                                          16. H2SO4
7.      AgNO3                                        17. FeCl3
8.      Biji Logam                                 18. Pelarut Eter
9.      Asam Asetat                               19. HCl
10.  PB Asetat                                    20. NaHCO3
VI.    Prosedur Kerja
6.1.Analisis Unsur
      6.1.1.      Karbon dan Hidrogen
               6.1.2.Halogen
                        ·Tes Beilstein
                        ·Tes CaO
          6.1.3. Metode Leburan dengan Natrium     
                   a.         Belerang

                 b.         Nitrogen
                            Jika Belerang ada, maka percobaan akan dirubah jadi seperti berikut:
                 c.        Halogen
        6.2.Penentuan Kelas Kelarutan
              6.2.1.      Kelarutan dalam Air
             6.2.2.      Kelarutan dalam Eter
            6.2.3.      Kelarutan dalam NaOH 5%
         6.2.4.      Kelarutan dalam NaOH 5%
        6.2.5.      Kelarutan dalam HCl
        6.2.6.      Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
      6.2.7.      Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Klik link video di bawah ini untuk lebih memahami percobaan yang sudah dipaparkan diatas :


Pertanyaan:
1. Mengapa saat tes nitrogen penambahan H2SO4 mengubah warna dari hitam menjadi biru pudar?
2. Pada tes untuk sulfur, ada dua cara yang dapat dilakukan. Mengapa dilakukan dengan penambahan zat yang berbeda?
3. Apa yang menyebabkan pecahnya tabung reaksi saat setelah dipanaskan? Apakah pecahan dari tabung tersebut dapat mengganggu proses pengidentifikasian? Jelaskan.

5 komentar:

  • 25 Januari 2020 pukul 15.01

    Baiklah perkenalkan nama saya Trixie Fedora Ima Gulo dengan nim A1C118077.
    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Setelah saya melihat video pada https://www.youtube.com/watch?v=FUo428guKt0 . Ekstrak Natrium dalam senyawa organik dikandung dalam bentuk natrium sianida dan harus direaksikan dengan Fe2SO4. Perubahan warna menjadi warna biru pudar diakibatkan dari penambahan senyawa ferri-ferrosianida (Fe₇(CN)₁₈), besi yang berbentuk ion tersebut bereaksi dengan NaCN (Natrium Sianida) dan terbentuklah Natrium Ferrocyanide terbentuk Ferriferrosianida (ikatan kompleks) ion Fe2+ menimbulkan warna biru. Semoga Membantu :)

  • Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
  • 25 Januari 2020 pukul 15.58

    Nama saya Sari Bulan (A1C118065) saya akan membantu menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya untuk mendeteksi unsur sulfur dalam senyawa itu ada tiga yaitu :
    1. Uji natrium nitro prussaid
    2. Uji timbal asetat
    3. Uji perak nitrat
    Didalam video hanya menggunakan 2 uji yang berbeda, yang pertama dengan menambahkan senyawa Pb(CH3COO)2 dan yang kedua Na2[Fe(CN)5NO] senyawa ini digunakan untuk membandingkan uji identifikasi dari senyawa yang digunakan apakah mengandung sulfur atau tidak, dikedua uji tersebut mengandung sulfur ditandai perubahan warna dari uji yang pertama yaitu uji timbal asetat ada endapan hitam dan yang kedua uji natrium nitro prussaid larutannya berubah menjadi warna violet

  • Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
  • 27 Januari 2020 pukul 20.08

    Nama saya Diana Sari (A1C118096), saya akan membantu menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya tabung reaksi tersebut sengaja dipecahkan, supaya senyawa organik yang masih melekat pada didinding tabung reaksi dapat diambil semuanya. Tanpa harus adanya penambahan air yang akan mengubah kandungan yang ada pada senyawa organik tersebut. Dan pemecahan tabung reaksi tidak mengganggu proses identifikasi.

Posting Komentar