Skinpress Rss

Minggu, 26 April 2020

Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom

6

JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I





NAMA             : RESA OVELIA HAMSAR
NIM                 : A1C118034

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020



Percobaan 8

I.    Judul                   : Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom
II.  Hari/ Tanggal      : Rabu, Maret 2020
III. Tujuan                 : Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu: 

1.      Dapat memahami dan terampil dalam teknik-teknik dasar kromatografi lapis tipis dan kolom
2.      Dapat memahami dan terampil dalam membuat pelat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi
3.      Dapat memahami dan terampil dalam memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan kromatografi lapis tipis dan memurnikannya dengan kolom
4.      Dapat memahami dan terampil dalam memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom
IV. Landasan Teori
Campuran senyawa memungkinkan untuk dipisahkan kedalam material penyusunnya yang didasarkan pada sifat distribusi zat dalam dua fasa. Dua fasa tersebut adalah fasa diem(stasioner) dan fasa gerak (mobile). Dasar esensial dalam proses kromatografi adalah senyawa yang berbeda memiliki koefisien distribusi yang lain diantara fasa diam dan fasa gerak ( Tim Kimia Organik I, 2020)


Salah satu teknik analisis yang dapat digunakan dalam kimia organic terlebih lagi pada proses pemisahan adalah kromatografi. Pemisahan yang terjadi karena sampel dipecah menjadi komponen-komponen penyusunnya. Yang nantinya dapat dianalisis seutuhnya. Ada berbagai macam teknik pemisahan kromatografi ini, diantaranya: Kromatografi kolom, Kromatografi cair, Kromatografi gas, Kromatografi lapis tipis, Kromatografi afinitias, dan Kromatografi penukar ion.  (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/)

Teknik pemisahan kromatografi kertas biasanya digunakan untuk analisa kualitatif ataupun kuantitaif. Biasanya senyawa yang dipisahkan merupakan senyawa yang bersifat polar contohnya yaitu asam amino dan gula. Kertas yang digunakan dalam kromatogi dipotong berdasarkan ukuran bejana yang digunakan. Kertas yang dapat digunakan salah satunya adalah kertas whattman karena mudah ditemukan dan harganya yang terjangkau (Yazid, 2005).


Kromatografi merupakan salah satu cara yang baik digunakan dalam menentukan kemurnian suatu sampel dan sifat dari sampel tersebut dengan membandingkannya dengan standar. Cara ini sangat mudah dan diminati karena untuk analisisnya hanya dibutuhkan alat yang konvensional dan bahan yang sedikit serta waktu analisa yang cukup singkat. Bercak yang terdapat pada plat kromatografi dapat menjadi pertanda apakah sampel tersebut murni atau campuran (Handayani, 2005).

Pemisahan dengan kromatografi dapat dilakukan untuk mengukur dan mendapatkan hasil analisa berupa data kualitatif maupun kuantitatif serta dapat juga untuk menguji larutan  dan penyangga nya yang akan digunakan dalam percobaan kromatografi kolom atau kromatografi cair kerja tinggi (Gritter, 1991).

V. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
- Plat TLC
- Gelas Piala 1L
- Bejana Pengembang
- Lampu UV
- Kolom kromatografi
- glass woll/ kapas
- Tabung Reaksi
- etanol
- metanol
- kloroform
- etil-asetat
- n-heksan
-aseton
- ektrak tanaman
- larutan serium sulfat
- ekstrak daun
- silika gel

VI. Prosedur Kerja
6.1 Kromatografi Lapis Tipis


6.2 Kromatografi Kolom



Berikut adalah video percobaan:
Pertanyaan:
1. Apakah ada pengaruh dari perbedaan cara penjenuhan eluen terhadap hasil?
2. Apa fungsi penyumbatan buret dengan glass woll?
3. Mengapa dilakukan pengetukkan pada buret?

Senin, 20 April 2020

Jurnal Pembuatan Sikloheksanon

6


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I





NAMA             : RESA OVELIA HAMSAR
NIM                 : A1C118034

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020













Percobaan 7

I.    Judul                   : Pembuatan Sikloheksanon
II.  Hari/ Tanggal      : Rabu, Maret 2020
III. Tujuan                 : Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1.       Dapat melakukan oksidasi alcohol sekunder alisiklik
2.       Dapat memahami bahwa tidak hanya alcohol sekunder alifatis biasa saja yang dapat dioksidasi tetapi juga alcohol sekunder alifatik
IV. Landasan Teori
Menurut Krisbiyanto (2008) ada beberapa sifat-sifat alcohol sebagai berikut:
1.      Alkohol dapat membentuk ester bila direaksikan dengan asam alkanoat
2.      Titik didih dan titik lelehnya bertambah seiring dengan bertambahnya massa molekul relatifnya
3.      Dapat bertindak sebagai basa lewis
4.      Dapat membentuk nartium alkanoat bila direaksikan dengan natrium yang dapat digunakan untuk membedakan alkoksi alkane dan alkanal
Ada berbagai macam reaksi yang dapat terjadi pada alhokol seperti reaksi substitusi, oksidasi, eliminasi, dan juga esterifikasi. Salah satu reaksi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi alcohol primer, sekunder dan tersier adalah reaksi oksidasi. Hasil oksidasi dari alcohol primer adalah aldehid atau asam karboksilat. Hasil oksidasi dari alcohol sekunder adalah keton. Dan pada alcohol tersier tidak dapat mengalami reaksi oksidasi (Fessenden, 1982).
Alkohol merupakan senyawa yang salah satu gugusnya merupakan gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon jenuh. ROH merupakan rumus umum dari alcohol dimana R adalah alkil. Kita dapat beranggapan bahwa Alkohol merupakan turunan dari air (H2O) yang satu atom hidrogennya disubstitusikan oleh gugus alkil (Riswayanto, 2009).
Pada reaksi senyawa-senyawa organik reaksi oksidasi reduksi berhubungan erat dengan transfer atom oksigen dan atom hidrogen. Dalam keadaan dimana suatu senyawa organic melepaskan hidrogen atau menerima oksigen maka dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut mengalami oksidasi. Dan sebaliknya bila suatu senyawa organic melepaskan oksigen dan menerima hidrogen maka reaksi yang terjadi merupakan reaksi reduksi (Setiawan, 2015).

Salah satu dari banyak senyawa organic yang dapat mengalami oksidasi adalah alcohol. Penggolongan alcohol yang didasarkan dari atom karbon yang mengikat gugus karbonil (OH), alcohol dapat dibedakan menjadi tiga: alcohol primer, alcohol sekunder, alcohol tersier (Nurlita dan Suja, 2004).

V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
1. Labu bulat
2. Alat Destilasi
3. Gelas Kimia
4. Erlenmeyer
5. Penangas
5.2 Bahan
1. Kalium dikromat
2. Asam sulfat pekat
3. Sikloheksanol
4. Garam NaCl

VI. Prosedur Kerja
Berikut adalah video percobaan:
Pertanyaan: 
1. Apa yang menyebabkan perubahan warna larutan dari oranye menjadi merah?
2. Mengapa kita harus mendinginkan campuran hingga suhunya 50 derajat?
3. Apakah fungsi penambahan garam pada campuran?

Senin, 13 April 2020

Reaksi-Reaksi Alkohol dan Fenol

4


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I





NAMA             : RESA OVELIA HAMSAR
NIM                 : A1C118034

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020



Percobaan 6

I.    Judul                   : Reaksi-Reaksi Alkohol dan Fenol
II.  Hari/ Tanggal      : Rabu, Maret 2020
III. Tujuan                 : Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1.      Dapat mengetahui perbedaan sifat-sifat antara alkohol dan fenol
2.      Dapat mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara senyawa alkohol dan fenol
3.      Dapat memahami azas-azas dari reaksi tersebut pada b
IV. Landasan Teori
            Salah satu senyawa yang umum digunakan digunakan pada kehidupan sehari-hari adalah alkohol dan fenol. Ada beberapa reaksi yang dapat terjadi pada alcohol seperti reaksi substitusi oleh halogen yang menghasilkan alkil halida dan juga reaksi oksidasi yang akan menghasilkan turunan aldehid, keton, eter, ester dan asam karboksilat. Selain dua reaksi tersebut alkohol juga dapat mengalami dehidrasi dan membentuk senyawa tidak jenuh. Dalam mempelajari senyawa fenol dan alkohol mengetahui sifat-sifat fisiknya adalah hal mendasari percobaan. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/)
               
 Menurut Fessender (1997) Berdasarkan letak gugus –OH alkohol ada tiga macam alcohol:

       1. Alkohol primer, atom C primer mengikat gugus alcohol
       2. Alkohol sekunder, atom C sekunder mengukat gugus alcohol
       3. Alkohol tersier, atom C tersier mengikat gugus alcohol

Struktur senyawa alcohol menyerupai air yang mana satu atom hidrogennya digantikan oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Salah satu sifat fisik dari alcohol adalah titik didihnya relative tinggi bila dibandingkan dengan senyawa alkane lain yang mempunyai jumlah atom c setara. Hal ini dipengaruhi oleh adanya ikatan hidrogen yang terbentuk antar molekul (Brady, 1999).

Berbeda dengan alcohol, fenol merupakan senyawa asam yang lebih kuat dibandingkan dengan air. Fenol memiliki keasaman sekitar 10.000 kali lebih asam dari pada air. Yang menyebabkan fenol dimantapkan oleh porses resonansi adalah karena muatan negative yang terdapat pada alkoksida akan tetap berada pada atom oksigen dibandingkan dengan ion fenoksida yang muatannya dapat didelokalisasi untuk posisis para dan orto pada cincin benzene (Hart, 1990).


Fenol dapat digunakan sebagai antiseptikum atau pensteril (karena sifatnya yang dapat menggumpalkan protein) dengan perbandingan atara koefisien fenol (kf) dengan perbandingan konstanta dari Fenol. Beberapa zat yang dapat dugunakan untuk mematikan bakteri dalam waktu yang sama dan dapat pula sebagai sintesis contohnya : asam salisilat, aspirin, dan fenolftalein (Riawan, 1990).

V. Alat dan Bahan

Alat
Bahan
Tabung Reaksi
Etanol
Neraca Analitik
2-Propanol
Pipet Tetes
Sek-butil-alkohol
Stopwatch
Sikloheksanol

Fenol

Kolesterol

2-Naftol

Indikator PP

Aseton

Asam Sulfat Pekat

Asam Asetal Glasial

Larutan FeCL3 10%

1-Propanol

n-Butil Alkohol

Tar-Butil-Alkohol

Etilen Glikol

Resorsinol

O-kresol

Larutan NaOH 10%

Reagen Lucas

Reagen Bordwell-Willwan

Larutan Brom dalam Air

trifenil karbinol

VI. Prosedur Kerja
            6.1 Kelarutan
6.2 Reaksi dengan alkali
6.3 Reaksi dengan Natrium

6.4 Penguji Lucas

6.5 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)

6.6 Reaksi Fenol dengan Brom

6.7 Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
Untuk video percobaan mengenai reaksi-reaksi alkohol dan fenol dapat dilihat pada video berikut:
Pertanyaan:
1. Mengapa ketika alkohol direaksikan dengan reagen lucas, alkohol tersebut akan larut. Tetapi hasil zat yang terbentuk tidak dapat larut dalam reagen lucas?
2. Mengapa pada alkohol primer tidak terjadi perubahan pada suhu ruang?
3. Apa yang menyebabkan perbedaan warna pada setiap sampel fenol ketika direaksikan dengan FeCl3?

Selasa, 17 Maret 2020

Jurnal Reaksi-Reaksi Aldehida dan Keton

6


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I




NAMA             : RESA OVELIA HAMSAR
NIM                 : A1C118034

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020










Percobaan 5

I.    Judul                   : Reaksi-Reaksi Aldehid dan Keton
II.  Hari/ Tanggal      : Rabu, 18 Maret 2020
III. Tujuan                 : Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1.                  Dapat memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil
2.                  Dapat memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
3.                  Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton
IV. Landasan Teori
Pada aldehid dan keton sama-sama memiliki gugus karbonil berupa C=O yang menyebabkan aldehid dan keton mempunyai reaksi dan sfiat karbonil yang sama. Pada umumnya reaksi akan berjalan lebih cepat pada aldehid dari pada keton dengan menggunakan reagen yang sama. PEnyebabnya adalah atom karbonil pada aldehid kurang terleindung dari pada keton.
Aldehid dapat dengan mudah untuk mengalami oksidasi dari pada keton yang akan menghasilkan asam karboksilat. Keton tidak dapat mengalami oksidasi karena saat oksidasi terjadi pemutusan ikatan pada karbon-karbon dan menjadi dua asam karboksilat dengan jumlah aton karbon yang lebih sedikit dari pada jumlah pada keton awalnya (Tim Kimia Organik I, 2016).
Ketika mempelajari reaksi-reaksi pada senyawa karbonik terkhusus pada keton dan aldehid ada prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan yaitu kedua senyawa ini memiliki molekul yang polar yang disebabkan oleh gugus karbonil nya dan mengakibatkan adanya momen dipol pada ikata rangkap antara atom karbon dan oksigen. Karena adanya momen dipol pada sekitar gugus karbonil mengakibatkan keton dan aldehid memiliki titik didih yang lebih tinggi  bila dibandingkan dengan alkena yang memiliki berat molekul sama (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/)
Untuk memisahkan antara senyawa yang tergolong kedalam  aldehid dan keton dapat diidentifikasi melalui uji tollens atau dengan menggunakan uji fehling. Prinsip dari identifikasi ini adalah kemampuan dari kedua senyawa tersebut dalam mengalami oksidasi. Karena sifat aldehid yang lebih mudah mengalami oksidasi bila dibandingkan dengan keton. Oksidasi dari aldehid akan menghasilkan senyawa asam dengan jumlah atom karbon yang sama  seperti awal (Hart, 1990).
Menurut Fessenden (1992) walaupun memiliki karakteristik yang hamper sama, ada beberapa perbedaan dari keton dan aldehid yaitu:
1.      Kemampuan untuk mengalami oksidasi, aldehid lebih mudah untuk mengalami oksidasi bila dibandingkan dengan keton.
2.      Kereaktifan, bila direaksikan dengan reagen atau pereaksi yang sama maka aldehid akan lebih cepat untuk bereaksi dibandingkan keton.
3.      Bila aldehid teroksidasi maka hasilnya adalah asam karboksilat yang memiliki jumlah atom C yang sama dengan awalnya tetapi pada keton jumlahnya tidak sama.
Atom yang menempel pada gugus karbonil juga menjadi tanda yang dapat membedakan antara keton dan aldehil. Bila atom yang terikat pada gugus karbonil keduanya adalah karbon maka dapat dipastikan bahwa senyawa tersebut adalah keton. Dan jika salah satu atom yang terikat adalah hidrogen maka dapat dipastikan bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa yang tergolong aldehid (Achmadi, 1989).
V. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Tabung reaksi
Aquades
Pipet tetes
Pereaksi Tollens
Penangas air
NaOH 5%
Erlenmeyer
Amonium Hidroksida 2%
Batang Pengaduk
Benzaldehid
Gelas Piala
Aseton
Corong Buchner
Sikloheksanon
Alat Refluks
Formalin
Corong hirsch
Pereaksi benedict

Garam Rochele

n-heptanaldehid

NaHSO3

Air Es

Etanol

HCl pekat

Fenil Hidrazin

Metanol

Hidrosilamin HCl

Natrium Asetat

Larutan Iodium Iodida

Isopropanol

2-pentanon dan 3-pentanon

NaOH 1%

VI. Prosedur Kerja
6.1 Uji Cermin Kaca, Tollens
6.2 Uji Fehling dan Benedict

 6.3 Adisi Bisulfit


 6.4 Pengujian dengan fenilhidrazin


 6.5 Pembuatan Oksim
 6.6 Reaksi Haloform
 6.7 Kondensasi aldol


Untuk video percobaan keton dapat dilihat pada link berikut:
Pertanyaan :
1. Apa yang menyebabkan fehling tidak bercampur dengan formalin?
2. Apa yang dapat menjadi pertanda bahwa adanya keton dalam video tersebut?
3. Apa fungsi pemanasan pada uji tollens?